Monday, June 20, 2016

Sejenak Bidadari Pagi

Pukul sembilan lebih dua puluh enam menit waktu pagi
ternyata benakku masih saja bergelut dengan ketidak pastian
ketika terbersit seketika melihat wajah penuh dengan senyuman

entah apa yang ada dipikiranku pagi ini, ketika melihat wajah wajah yang seperti siap menyongsong esok pagi yang lebih mantap, cerah dan benderang. Lebay, iya memang penekannya memerlukan gaya yang sangat besar, karena ketika tangan ini beradu dengan tuts keyboard memang sedang berkelut dengan pikiran yang ada pada otak. Wajah-wajah ini berseri-seri... sangat berseri-seri yang notabene hanya menerima lintingan keras yang berisi undian materi kuliah pagi ini.

aku berpikiran keras namun terasa sampai pada hati, apakah ini yang dimaksud dengan hakikat bidadari dunia, sudut pandangku melihat mereka adalah makhluk yang siap sedia untuk menemani kehidupan yang masa akan datang bersama dengan seseorang yang mereka percayai sebagai imam, iya Imam hidup mereka nantinya. Kembali kepada wajah yang berseri-seri tadi, aku berfikir bahwa apa yang mereka lakukan sejatinya adalah sebuah hakikat, atau sebuah pemakluman yang dibutuhkan dan harus dimiliki oleh seorang Imam tadi ketika melihat tingkah atau polah seorang bidadari atau wajah yang berseri-seri tadi. 

namun pertanyaannya apakah semua Imam tadi memiliki sebuah pemakluman atas sebuah hakikat bidadari pagi yang sejatinya pada diri mereka tersembunyi sesosok bidadari surga yang nantinya akan menemani Imamnya di hari yang kekal kelak? sebuah pertanyaan panjang, dan melelahkan untuk dijawab

semua ini hanya hakikat, mereka tidak salah, mereka tidak benar, 
aku tidak salah, aku tidak benar

yang aku pikirkan dan rasakan adalah ketika seorang perempuan tersenyum ikhlas, disitulah letak sesosok bidadari surga yang tersembunyi pada diri mereka yang tertutupi semu oleh bidadari dunia, iya bidadari pagi ini


kibo

No comments:

Post a Comment