Jenis Citra Penginderaan Jauh dan
Interpretasi Citra
A. Definisi
definisi Citra
Menurut Hornby (Sutanto, 1994:6), citra
merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya.
Sedangkan Simonett mengutarakan dua pengertian
tentang citra yaitu Gambaran obyek yang dibuahkan oleh pantulan atau pembiasan
sinar yang difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah cermin, Gambaran rekaman
suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara
optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia digunakan
bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek
tidak langsung direkam pada film.
Benda yang terekam pada citra dapat dikenali
berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor. tiga ciri yang terekam oleh sensor
adalah ciri spasial yang berkaitan dengan ruang, meliputi : bentuk, ukuran,
bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi. Ciri Temporal, adalah ciri yang
terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman. Ciri Spektral, adalah ciri
yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda, yang dinyatakan
dengan rona dan warna.
B.
Definisi penginderaan jauh
Pengindraan jauh adalah ilmu atau seni cara
merekam suatu objek tanpa kontak fisik dengan menggunakan alat pada pesawat
terbang, balon udara, satelit, dan lain-lain. Dalam hal ini yang direkam adalah
permukaan bumi untuk berbagai kepentingan manusia. Sedangkan arti dari citra
adalah hasil gambar dari proses perekaman penginderaan jauh (inderaja) yang
umumnya berupa foto.
Beberapa Pengertian Penginderaan Jauh Oleh
Para Ahli :
1.
Menurut Lillesand and Kiefer
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang didapat
dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau
gejala yang dikaji.
2.
Menurut
Lindgren
Penginderaan jauh adalah bermacam-macam teknik yang dikembangkan untuk
mendapat perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut
khusus dalam bentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan
dari permukaan bumi.
3.
Menurut
Sabins
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu untuk memperoleh, mengolah dan
menginterpretasi citra yang telah direkam yang berasal dari interaksi antara
gelombang elektromagnetik dengan suatu obyek.
C. Jenis
citra penginderaan jauh
Kegiatan penginderaan jauh
memberikan produk atau hasil berupa keluaran atau citra. Citra
adalah gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa
kamera atau hasil pengindraan yang telah dicetak
Citra dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto.
1.
Citra Foto
Citra foto adalah gambaran suatu objek
yang dibuat dari pesawat udara, dengan menggunakan kamera
udara sebagai alat pemotret. Hasilnya dikenal dengan istilah
foto udara. Citra foto dapat dibedakan menurut beberapa aspek, antara
lain sebagai berikut.
1. Berdasarkan
Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra
foto dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a)
Foto
Ultraviolet
Foto Ultraviolet adalah foto yang
dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan
panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya adalah mudah untuk
mengenali beberapa objek karena perbedaan warna yang sangat
kontras. Kelemahan dari citra foto ini adalah tidak banyak informasi yang
dapat disadap. Foto ini sangat baik untuk
mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam
yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan kapur, juga untuk
mengetahui, mendeteksi, dan memantau sumber daya air.
b)
Foto
Ortokromatik
Foto Ortokromatik adalah foto yang dibuat
dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4
– 0,56 mikrometer). Cirinya banyak objek yang bisa tampak jelas.
Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap objek
di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.
c)
Foto
Pankromatrik
Foto pankromatrik adalah foto yang
menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu.
Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Pada
umumnya digunakan film sebagai negatif dan kertas
sebagai positifnya. Wujudnya seperti pada foto,
tetapi bersifat tembus cahaya.
Foto pankromatik dibedakan menjadi 2 yaitu
pankromatik hitam putih dan foto infra merah.
a)
Foto Pankromatrik Hitam Putih
1.
rona pada objek serupa dengan warna pada objek aslinya, karena
kepekaan film sama dengan kepekaan mata manusia
2.
resolusi
spasialnya halus
3.
stabilitas
dimensional tinggi
4.
foto
pankromatrik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga orang
telah terbiasa menggunakannya.
Foto Pankromatrik digunakan dalam berbagai
bidang, sebagai berikut.
1.
Di bidang
pertanian, untuk pengenalan dan klasifikasi jenis tanaman, evaluasi kondisi
tanaman, dan perkiraan jumlah produksi tanaman,
2.
Di
bidang kehutanan, digunakan untuk identifikasi
jenis pohon, perkiraan volume kayu, dan perkembangan luas hutan,
3.
Di bidang
sumber daya air, digunakan untuk mendeteksi pencemaran air,
evaluasi kerusakan akibat banjir, agihan air tanah, dan air permukaan,
4.
Di
bidang perencanaan kota dan wilayah, digunakan untuk penafsiran jumlah dan
agihan penduduk, studi lalu lintas, studi kualitas perumahan, penentuan
jalur transportasi, dan pemilihan letak berbagai bangunan penting,
5.
Penelitian
ekologi hewan liar, berguna untuk mendeteksi habitat
dan untuk pencacahan jumlah populasinya, dan
6.
Evaluasi
dampak lingkungan.
b) Foto Infra Merah
Foto infra merah adalah foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum infra merah dekat, dengan
panjang gelombang 0,9 – 1,2 mikrometer, yang dibuat
secara khusus yang terletak pada saluran merah dan
sebagian saluran hijau. Cirinya dapat mencapai bagian
dalam daun, sehingga rona pada foto infra merah
daun tidak ditentukan berdasarkan warna tetapi oleh sifat
jaringannya.
Perbedaan
antara foto infra merah dengan film pankromatik hitam putih terletak pada
kepekaannya.
o Foto infra merah mempunyai beberapa
keunggulan, antara lain:
1.
Mempunyai
sifat pantulan khusus bagi vegetasi
2.
Daya
tembusnya yang besar terhadap kabut tipis
3.
Daya
serap yang besar terhadap air.
o Kelemahan foto infra merah antara lain:
1. Adanya efek bayangan gelap
karena saluran infra merah dekat tidak peka terhadap
sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan
2. Sifat tembusnya kecil terhadap air
3.
Kecepatan
yang rendah dalam pemotretan.
Infra merah berwarna
mempunyai keunggulan pada warnanya yang tidak
serupa dengan warna aslinya. Dengan warna semu itu banyak
objek pada foto ini menjadi mudah dikenali.
Foto inframerah berwarna
banyak digunakan dalam bidang:
1.
Kemiliteran,
untuk mengetahui kondisi suatu hutan, karena tanaman tidak akan
terpantulkan melainkan objek yang ada disekitarnya
2.
Bidang
pertanian dan kehutanan, yaitu untuk mendeteksi atau membedakan tanaman
yang sehat dan tanaman yang terserang penyakit
2. Berdasarkan
Arah Sumbu Kamera ke Permukaan Bumi
Berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi,
citra foto dapat dibedakan menjadi 2, yaitu foto vertikal
(tegak) dan foto condong (miring).
1. Foto vertikal atau
foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang
dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
2. Foto condong atau
miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera
menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini
umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar,
tetapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1 – 4 derajat,
foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal.
Foto condong dibedakan menjadi menjadi dua, sebagai berikut.
a. Foto agak condong
(low oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya.
b. Foto sangat condong (high oblique
photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto.
|
|
3 > Berdasarkan
warna yang di gunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto
dibedakan menjadi dua, yaitu foto berwarna
semu dan foto berwarna asli.
a.
Foto berwarna
semu (false color)
atau foto infra merah
berwarna. Pada foto ini warna
objek tidak sama dengan warna foto.
Misal, pada foto suatu vegetasi berwarna
merah sedangkan warna aslinya adalah hijau.
b.
Foto
warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna. Dalam foto berwarna asli lebih mudah penggunaannya karena foto
yang tergambar mirip dengan objek aslinya.
4 > Berdasarkan
Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang
digunakan, citra foto dapat dibagi menjadi foto udara dan foto
satelit.
a. Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari
pesawat/balon udara.
b. Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto
yang dibuat dari satelit.
5 > Berdasarkan
Jenis Kamera yang Digunakan
Berdasarkan jenis kamera yang
digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
foto tunggal dan foto jamak.
- Foto tunggal,
yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah
liputan foto hanya tergambar satu lembar foto.
- Foto
jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada
saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Foto jamak dibedakan atas:
a.
Foto
udara multispectral yaitu foto udara yang dibuat dengan panjang gelombang yang
berbeda – beda
b.
Foto
udara dengn kamera.
2 > Citra
Nonfoto
Citra nonfoto adalah gambaran suatu
objek yang diambil dari satelit dengan menggunakan sensor. Hasilnya
dikenal dengan istilah foto satelit.
Citra nonfoto dapat dibedakan
sebagai berikut.
1. Berdasarkan
Spektrum Elektromagnetik
Berdasarkan spektrum
elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto
dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.
a.
Citra
infra merah termal, yaitu citra yang dibuat dengan
spektrum infra merah ther mal. Pengindraan pada
spektrum ini berdasarkan pada perbedaan suhu objek dan daya
pancarnya pada citra, tercermin dengan adanya perbedaan
rona atau warnanya.
b.
Citra
radar dan citra gelombang mikro, yaitu
citra yang dibuat dengan spektrum gelombang
mikro. Citra radar merupakan hasil pengindraan dengan
sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan. Citra
gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan
menggunakan sumber tenaga alamiah.
2. Berdasarkan
Sensor yang Digunakan
Berdasarkan sensor yang
digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai
berikut :
a. Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat
dengan sensor tunggal, dan memiliki saluran yang lebar
b. Citra multispektral, yaitu citra yang
dibuat dengan sensor jamak, tetapi memiliki saluran yang sempit,
citra multispectral terdiri sebagai berikut :
o Citra TBV (
return beam vidicon), sensor berupa kamera yang hasilnya tidak dalam bentuk
foto karena detektornya bukan film dan prosesnya nonfotografik.
o Citra MSS (multi
spectral scanner), sensor dapat menggunakan spectrum tampak maupun
inframerah termal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.
3. Berdasarkan
Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang
digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai
berikut.
a.
Citra
dirgantara (Airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana
yang beroperasi di udara (dirgantara).
Contoh: citra infra merah thermal, citra
radar, dan citra MSS.
b.
Citra
satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang
dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini
dibedakan menurut penggunaannya,
yaitu sebagai berikut :
o Citra Satelit untuk pengindraan planet.
Contoh Citra Satelit Viking (AS), Citra Satelit Venera (Rusia).
o Citra Satelit untuk pengindraan cuaca. Contoh
NOAA (AS) dan Citra Meteor
(Rusia).
o Citra
Satelit untuk pengindraan sumber daya
bumi. Contoh Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia), dan Citra
SPOT (Perancis).
o Citra
Satelit untuk pengindraan laut. Contoh
Citra Seasat (AS) dan Citra MOS (Jepang).
Benda yang tergambar pada citra dapat
dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor, yaitu sebagai berikut.
o Ciri spasial, adalah ciri yang berkaitan
dengan ruang, yang meliputi bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs, bayangan, dan
asosiasi.
o Ciri spektral, adalah ciri yang dihasilkan
oleh tenaga elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna.
Rona adalah tingkat kehitaman atau keabuan suatu gambar objek pada citra. Benda
yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga, maka rona pada citra berwarna
asli tampak cerah.
o Ciri temporal, adalah ciri yang terkait
dengan umur dan waktu benda pada saat perekaman, misalnya rekaman sungai musim
hujan tampak cerah, sedang pada musim kemarau tampak gelap.
D. Interpretasi
citra
Di dalam penginderaan jauh, interpretasi
citra merupakan langkah yang harus dilakukan agar kita mendapatkan informasi
dari citra untuk dimanfaatkan. Menurut Este dan Simonett
(1975), interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau
citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya
objek tersebut. Jadi, di dalam interpretasi citra, penafsir mengkaji citra dan
berupaya mengenali objek melalui tahapan kegiatan: deteksi, identifikasi, dan
analisis.
1) Deteksi
Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global, baik yang tampak
maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya suatu objek.
Misalnya, objek berupa savana.
2) Identifikasi
Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali objek yang tergambar pada
citra. Objek ini dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor
dengan menggunakan alat stereoskop. Ada tiga ciri utama yang dapat dikenali,
yaitu ciri spektral, ciri spasial, dan ciri temporal.
a.
Ciri spektral, merupakan ciri yang dihasilkan oleh
interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek. Ciri spektral dinyatakan
dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada
citra. Adapun faktor yang mempengaruhi rona antara lain:
o Karakteristik objek (permukaan kasar atau
halus).
o Bahan yang digunakan (jenis film yang
digunakan).
o Pemrosesan emulsi (diproses dengan hasil
redup, setengah redup, dan gelap).
o Keadaan cuaca (cerah atau mendung).
o Letak objek (pada lintang rendah atau
tinggi).
o Waktu pemotretan (penyinaran pada bulan Juni
atau Desember).
b.
Ciri spasial, merupakan ciri yang terkait dengan ruang yang
meliputi: Tekstur , Bentuk, Ukuran, Pola atau susunan keruangan, Situs, Bayangan, Asosiasi
c. Ciri temporal
Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan benda pada saat perekaman.
Misalnya; rekaman sungai pada saat musim hujan tampak cerah, sedangkan pada
saat musim kemarau tampak gelap.
3)
Analisis
pengumpulan
keterangan lebih lanjut. Penilaian atas fungsi objek dan kaitan antar objek
dengan cara menginterpretasi dan menganalisis citra yang hasilnya berupa
klasifikasi yang menuju kea rah teorisasi dn akhirnya dapat ditarik kesimpulan
penilaian tersebut.
Unsur
interpretasi citra
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengamati kenampakan objek dalam foto udara, Dalam melakukan kegiatan interpretasi
citra, ada beberapa unsur yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
deteksi, identifikasi untuk mengenali sebuah obyek.
o
Rona
dan warna. Rona ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada
citra, sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan
spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Sungai mempunyai warna
lebih gelap dari pada jalan dikarenakan air mempunyai sifat lebih banyak
menerima tenaga dan sedikit memantulkan tenaga sedangkan jalan aspal lebih
sedikit menyerap tenaga dan banyak memantulkan tenaga.
o
Bentuk
adalah gambar yang mudah dikenali. Contoh: gedung sekolah pada umumnya
berbentuk huruf I, L dan U atau persegi panjang, gunung api misalnya berbentuk
kerucut
o
Ukuran adalah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan
volume. Ukuran objek pada citra berupa skala. Contoh, lapangan olah raga sepak
bola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap.
- Tekstur adalah
frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan dalam bentuk kasar,
sedang dan halus. Misalnya: hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur
sedang, dan semak bertekstur halus.
- Pola atau susunan keruangan merupakan
ciri yang menandai banyak objek bentukan manusia dan beberapa objek
alamiah. Contoh, pola aliran sungai menandai struktur biologis. Pola
aliran trellis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali
dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah yang jaraknya seragam, dan
selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, dan kebun kopi mudah
dibedakan dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur,
yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
- Bayangan bersifat
menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Bayangan
juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa objek
yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. Contoh: lereng
terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan; cerobong asap dan menara
tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong
biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas.
- Situs adalah letak suatu
objek terhadap objek lain di sekitarnya. Contoh: permukiman pada umumnya
memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam, atau sepanjang tepi
jalan; persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah
- Asosiasi adalah
keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lainnya. Contoh, stasiun
kereta api berasosiasi dengan jalan kereta
- Konvergensi
bukti adalah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga
lingkupnya menjadi semakin menyempit kea rah satu kesimpulan tertentu.
Contoh tumbuhan dengan tajuk seperti bintang pada citra menunjukan pohon palem.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete